Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pulau Satangnga: Keunikan dan Antusias Masyarakat yang Menggugah
Pulau Satangnga, 2 Oktober 2025 – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pulau Satangnga tahun ini berlangsung dengan penuh kemeriahan dan keunikan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat dan para pengunjung. Pulau yang terletak di perairan laut Indonesia bagian timur ini menjadi saksi dari semangat keagamaan yang tinggi dan kebersamaan masyarakat dalam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tradisi yang Terjaga: Keunikan Peringatan Maulid
Peringatan Maulid di Pulau Satangnga memiliki ciri khas yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Salah satunya adalah tradisi Bubur Maulid, yaitu sebuah hidangan khas yang disiapkan secara bergotong-royong oleh masyarakat. Bubur ini biasanya terbuat dari bahan-bahan lokal seperti beras, kelapa parut, dan rempah-rempah khas Satangnga. Tidak hanya untuk dikonsumsi, tetapi juga dibagikan kepada setiap rumah di pulau sebagai simbol berbagi berkah pada hari yang penuh makna ini.
Di pagi hari, masyarakat Satangnga dengan penuh semangat mengadakan doa bersama di masjid dan surau-surau kecil yang tersebar di setiap penjuru pulau. Setelah itu, warga berjalan kaki menuju tempat yang telah disiapkan untuk acara utama, di mana mereka saling bertukar cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dan hikmah-hikmah yang bisa diambil dari perjalanan hidup beliau.
Antusiasme Masyarakat dan Pengunjung
Antusiasme masyarakat Pulau Satangnga dalam memperingati Maulid Nabi tidak hanya terbatas pada warga lokal. Pulau ini juga menarik perhatian banyak pengunjung dari luar daerah, bahkan luar negeri, yang ingin merasakan suasana unik peringatan Maulid yang ada di pulau ini. Mereka datang tidak hanya untuk menyaksikan, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam prosesi adat yang diadakan.
Pada tahun ini, lebih dari seratus pengunjung, baik dari kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara, turut serta dalam prosesi peringatan Maulid yang berlangsung selama tiga hari. Acara dimulai dengan arak-arakan di sepanjang jalan pulau, diikuti dengan pembacaan sholawat bersama dan pertunjukan seni tradisional, seperti tari-tarian dan musik hadrah.
Tamu-tamu yang datang pun tak hanya dari kalangan wisatawan biasa, tetapi juga beberapa tokoh agama dan kebudayaan yang tertarik melihat langsung cara masyarakat Pulau Satangnga merayakan Maulid Nabi. Kehadiran mereka semakin menambah semarak acara tersebut.
Seni dan Budaya yang Terpadu
Selain kegiatan keagamaan, Peringatan Maulid di Pulau Satangnga juga menyajikan berbagai acara seni budaya yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah pentas seni yang melibatkan masyarakat dari berbagai usia. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa ikut tampil dalam berbagai pertunjukan, mulai dari pembacaan puisi tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, musik islami, hingga tarian tradisional yang penuh makna.
Salah satu atraksi yang paling dinanti adalah pertunjukan rebana dan hadrah yang dibawakan oleh kelompok seni lokal. Alunan musik yang mengiringi dzikir dan sholawat Nabi membuat suasana semakin khusyuk, namun juga penuh semangat.
Selain itu, masyarakat Satangnga juga terkenal dengan kerajinan tangan mereka. Banyak pengunjung yang tertarik untuk membeli produk-produk lokal yang dipamerkan selama peringatan Maulid, seperti anyaman dari daun lontar, kain tenun, dan ukiran kayu khas Satangnga. Produk-produk ini tidak hanya menjadi oleh-oleh, tetapi juga sarana untuk melestarikan budaya lokal.
Kesimpulan: Semangat Kebersamaan yang Mewarnai Maulid di Pulau Satangnga
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pulau Satangnga tahun ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan kebersamaan dan semangat keagamaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Keunikan tradisi dan antusiasme masyarakat dalam merayakan Maulid menjadikan acara ini lebih dari sekadar peringatan hari kelahiran Nabi, tetapi juga sebagai wujud cinta dan penghormatan terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW.
Antusiasme warga dan pengunjung yang datang dari berbagai daerah menjadi bukti bahwa peringatan Maulid di Pulau Satangnga bukan hanya milik masyarakat setempat, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan.